Mari Menanan Jahe Sebagai Bahan Baku Jamu Tradisional

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) ialah tanaman herbal yang banyak memiliki faedah dan berharga ekonomi tinggi. Khususnya untuk kombinasi bahan makanan dan minuman hangat yang mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi. Selainnya dipakai untuk bahan minuman dan makanan, jahe berperan sebagai bahan baku beberapa obat, jamu tradisionil bahkan juga untuk kosmetik kecantikan untuk golongan udara.

Menanam jahe,cara menanam jahe,budidaya jahe merah,cara menanam jahe merah,cara tanam jahe,cara menanam jahe di polybag,budidaya jahe,cara budidaya jahe.

Menyaksikan permintaan pasar yang tinggi sekali karena itu usaha tanaman jahe ini paling prospektif. Hingga membuat beberapa petani semangat untuk membudidayakannya. Oleh karenanya peningkatan jahe baik rasio kecil atau jumlah besar harus disokong dengan budidaya dengan maksimal atau berkaitan.

Menanam jahe


Sebagai pengetahuan awalnya, biasanya jahe mempunyai periode panen sekitaran 8 sampai 12 bulan, bergantung dari kepentingan jahe itu. Misalkan saja bila jahe dipakai untuk keperluan rumah tangga seperti bumbu masak, karena itu usia panen jahe di range delapan bulan.

Sementara untuk pembibitan dapat dipanen di bulan ke 10 ataupun lebih dan untuk kepentingan asinan jahe biasanya bisa lebih cepat ada pada range 3 sampai empat bulan.

Dalam membudidayakan atau menanam tanaman jahe, ada banyak cara dan perlengkapan yang diperlukan supaya tanaman jahe bisa tumbuh dengan optimal. Menanam jahe mempunyai beberapa kelebihan, yaitu tanaman jahe bisa ditanamkan di lokasi dan tempat tanam yang tidak mempunyai tempat luas, maknanya dapat ditanamkan di pelataran rumah.

Perawatannya juga dapat disebut tidak susah dan tanaman ini sering diperlukan oleh pasar sebagai salah satunya bahan penting untuk dimakan.

Sebagai tanaman yang mempunyai rumpun berbatang semu, karena itu tanaman jahe mempunyai kerabat yang serupa seperti tanaman kunyit, kencur, temulawak dan lengkuas. Di Indonesia sendiri ada 3 tipe varietas jahe yang terbanyak ditemui di pasar, yaitu jahe merah, jahe putih kecil, dan jahe putih besar. Ke-3 tipe ini diperbedakan dari ketidaksamaan morfologi pada ukuran dan warna kulit rimpang.

Karena itu simak keterangan mengenai langkah menanam tanaman jahe berikut :


Tetapkan Lokasi Tanam Tanaman Jahe

Hal pertama saat akan menanam tanaman jahe adalah kita harus ketahui lebih dulu apa saja persyaratan yang perlu disanggupi supaya tanaman jahe bisa tumbuh optimal. Berikut ialah beberapa ketentuannya :

Tanaman Jahe tumbuh dengan optimal pada ketinggian 0 sampai 1700 mdpl di wilayah yang mempunyai cuaca tropis dan subtropis.

Untuk wilayah Indonesia sendiri yang mempunyai cuaca tropis, umumnya tanaman jahe ditanamkan pada ketinggian 200 sampai 600 mdpl

Tanaman jahe seharusnya ditanamkan di lokasi yang mempunyai curahan hujan tinggi yakni di range angka 2500 sampai 4000 mm /tahun.

Tanaman jahe bisa tumbuh subur di lokasi yang mempunyai kelembapan udara yang lumayan tinggi yakni 60 sampai 90 % dan dianjurkan mempunyai temperatur optimum yang sekitar di antara 20 sampai 25 derajat celcius.

Saat tanaman jahe berumur 2,5 sampai tujuh bulan ataupun lebih, tanaman ini membutuhkan sinaran matahari langsung dengan intensif sinar yang masuk sejumlah 70 sampai 100 %.

Dianjurkan di lokasi yang terbuka tetapi dikasih lindungan supaya memberinya dampak yang lumayan baik pada perkembangan dan produksi tanaman jahe.

Lokasi harus mempunyai tanah yang subur, gembur dan memiliki kandungan beberapa bahan organik, dan mempunyai struktur tanah yang bagus seperti memiliki tekstur lempung berpasir, struktur tanah yang simak dan berpasir dan mempunyai struktur tanah laterik.

Tipe tanah yang terbaik untuk ditanamkan tanaman jahe ialah tanah andosol, latosol merah coklat dan pada tempat rimba yang baru dibuka.

Kalian perlu memerhatikan tingkat keasaman dari tanah di lokasi penanamannya, untuk tingkat keasaman tanah atau pH yang bagus sekitar di angka 6,8 sampai 7,4.

Bikinlah terasering atau sengkedan saat lokasi tempat yang kalian tentukan ada di wilayah pegunungan yang mempunyai tingkat kemiringan lebih dari 3 %.

Pembikinan sengkedan ini bermanfaat sebagai usaha untuk kurangi tingkat kecuraman di kemiringan yang ekstrim. Karena lokasi penanaman tanaman jahe ada di lokasi yang kerap terserang hujan, sengkedan mempunyai arah untuk meredam abrasi dan longsor pada tanah yang disebabkan oleh air hujan yang deras dan bisa membesarkan kesempatan peresapan air oleh tanah.


Jenis Bibit Jahe

Sekarang ini tipe jahe yang banyak di budidayakan ialah jahe putih besar (jahe gajah), jahe putih kecil (jahe emprit) dan jahe merah.


Beberapa ciri jahe :

Jahe gajah mempunyai rimpang/umbi yang besar, warna putih kekuning-kuningan berdiameter 8 - 8,5 cm, wewangian tajam dengan tinggi rimpang 6 - 11,3 cm dan panjang 15 - 32 cm. Daun dan tangkai warna hijau muda dengan kandungan minyak atsiri 0,8 - 2,8 %.


Jahe emprit mempunyai rimpang yang kecil berlapis-lapis dengan wewangian yang tajam, warna putih kekuning-kuningan berdiameter 3 - 4 cm, tinggi rimpang 6 - 11 cm dan panjang 6 - 32 cm. Warna tangkai dan daun hijau muda dengan kandungan minyak atsiri sekitaran 1,5 - 3,5 %.


Jahe merah mempunyai rimpang kecil berlapis dengan wewangian yang paling tajam dan warna di antara jingga muda sampai warna merah. Diameter 4 - 4,5 cm, tinggi rimpang 5 - 11 cm dan panjang sekitaran 12 - 13 cm. Warna daun hijau muda dengan warna tangkai hijau kemerahan. Berkadar atsiri 2,8 - 3,9 %.


Langkah Pembibitan Jahe yang Baik

Untuk hasilkan produksi jahe yang optimal dan berkualitas, karena itu dibutuhkan penyeleksian bibit tanaman jahe yang berkualitas juga, bibit yang berkualitas ialah bibit yang penuhi syarat kualitas genetik, kualitas fisiologik dan kualitas fisik.


Yang diartikan dengan kualitas fisiologik adalah penyeleksian prosentase perkembangan tanaman yang tinggi, untuk kualitas fisik di sini yang diartikan adalah proses penyeleksian bibit tanaman jahe yang bebas hama dan penyakit.


Proses pembibitan tanaman jahe dilaksanakan secara vegetatif, maknanya tanaman jahe ditanamkan dengan tumbuhkan tunas-tunas yang ada di rimpang jahe, berikut persyaratan yang perlu disanggupi supaya bibit bisa tumbuh hasilkan tanaman jahe yang berkualitas, salah satunya:


Pertama kali kalian tentukan bibit yang bakal ditanamkan seharusnya datang dari tanaman yang sehat dan terlepas dari semua jenis penyakit dan hama.

Selanjutnya jika bibit yang dipakai untuk penanaman datang dari tanaman jahe, karena itu bibitnya harus datang dari tanaman jahe yang saat pada periode pemanenannya di panen pada umur 10 sampai 12 bulan.

Keadaan dari rumpun induk tanaman jahe harus mempunyai perkembangan yang normal, kekar dan tidak diserang hama atau penyakit.

Seterusnya saat rimpang jahe akan jadi bibit tanaman, karena itu sebaiknya mempunyai keadaan yang bagus dengan mempunyai beberapa ciri rimpang yang mulus, tidak ada sisi bibit yang busuk, warna tidak pucat dan berkilau, dan tidak terserang hama atau penyakit.

Keadaan fisik untuk ketahui rimpang yang telah tua dapat disaksikan dari kandungan serat yang tinggi dan kasar, kulit licin dan keras dan tidak gampang terkupas dengan penampilan kulit berkilau.

Setelah pilih bibit tanaman jahe terbaik yang bakal kalian tanam, karena itu seterusnya kalian siapkan tempat untuk proses pembibitan saat sebelum nanti dipindah ke lokasi tanamnya. Untuk tempat proses pembibitan kalian dapat melakukan dengan 2 tehnik langkah yang umum dilaksanakan oleh petani jahe, langkah yang pertama dengan tehnik peti kayu selanjutnya langkah yang ke-2 adalah dengan tehnik bilikan atau gundukan-gundukan tanah.


1. Tehnik Peti Kayu

Pertama kali persiapkan seperti peti atau penampungan yang dibuat dari kayu. Setelah itu jemur lebih dulu rimpang tanaman jahe yang bakal dipakai sebagai bibit, tetapi harus diingat, proses penjemuran tidak direferensikan dilaksanakan penjemuran sampai kering. Setelah dijemur, kerjakan penyimpanan dalam durasi waktu 1 sampai 1,lima bulan. 

Sesudah diletakkan sepanjang 1 sampai 1,lima bulan, kerjakan pematahan pada rimpang tanaman jahe nya sampai terpenggal setiap jahe jadi 3 sampai 5 mata tunas. Sesudah dipotong saran ke tempat selanjutnya masukan kombinasi larutan fungisida dan zat untuk lakukan pengontrol perkembangan tanaman sepanjang lebih kurang 1 menit, dan kemudian potongan barusan dikeringkan kembali.


Paling akhir, saran potongan barusan ke peti kayu yang sudah dibikin. Kerjakan penyemaian dengan menempatkan potongan bibit di bagian dasar, selanjutnya pada susunan atasnya tempatkan abu gosok atau juga bisa memakai sekam padi, kerjakan lapisanan itu secara berganti-gantian sampai pada susunan paling atasnya ialah abu gosok atau sekam padi. Setelah itu nantikan 2 sampai empat minggu, karena pada umur itu bibit jahe telah tumbuh tunas dan siap dipindah untuk ditanamkan pada lokasi penanaman.


2. Tehnik Bilikan atau Gundukan-Gundukan Tanah

Bila awalnya penyemaian bibit dilaksanakan pada peti kayu, ini kali bibit tanaman jahe bisa dilaksanakan dengan tehnik bilikan. Pertama kali yang perlu dipersiapkan adalah buat rumah penyemaian simpel dengan mempunyai ukuran 10 × 8 mtr. untuk kemampuan penanaman bibit sekitar 1 ton. Selanjutnya pada rumah penyemaian buat seperti bilikan dari timbunan jerami yang mempunyai ketebalan sejumlah 10 cm.

Nanti rimpang tanaman jahe diatur pada bilikan jerami itu lalu ditutup jerami dan diatasnya dikasih rimpang kembali begitu selanjutnya sampai ada 4 formasi lapis rimpang dengan di bagian atasnya berbentuk jerami.

Perawatan yang sudah dilakukan untuk tingkatkan kualitas bibit adalah kita dapat lakukan penyiraman yang sudah dilakukan tiap hari dan seharusnya kadang-kadang lakukan penyemprotan dengan memakai cairan fungisida supaya tanaman terbebas dari gempuran hama dan penyakit.

Paling akhir, sesudah menanti waktu sampai dua minggu, lihat di bagian rimpang itu umumnya telah ada tunas. Selanjutnya, kita perlu menyortir bibit yang mana mempunyai kualitas yang bagus, janganlah sampai ada bibit yang mempunyai kualitas jelek turut tertancap.

Kita dapat lakukan penyeleksian penyeleksian bibit dengan memutus bibit sampai tiap potongan pada bibit tercipta 3 sampai 5 mata tunas dan mempunyai berat dikisaran 40 sampai 60 gr. Sesudah terseleksi, saran ke satu tempat selanjutnya masukan kombinasi larutan fungisida sepanjang 8 jam lama waktunya, selanjutnya bibit kalian jemur dengan range waktu 2 sampai 4 jam saat sebelum siap ditanamkan di lokasi penanaman.


Penyiapan Tempat

Kerjakan pemrosesan tempat saat sebelum bibit ditanamkan untuk mendapat tanah yang gembur, subur, berhumus, mempunyai drainase dan aerasi udara yang bagus dan hilangkan gulma penggangu tanaman.


Arah dari penggemburan tanah supaya rimpang jahe bisa tumbuh dengan bebas. Tanah yang berliat bila tidak dilaksanakan pemrosesan secara baik maka mengakibatkan rimpang jahe ketekan dan tidak tumbuh dengan subur, sementara tanah yang berkerikil akan mengakibatkan rimpang tergesek hingga hasil tanaman yang bagus tidak didapat.


Drainase yang bagus juga diperlukan tanaman jahe untuk menahan gempuran penyakit seperti layu karena tergenag air. Sementara aerase udara yang bagus akan memberinya ruangan gerak akar untuk mempernyerap elemen hara dan air dan bisa kurangi pembangunan senyawa anorganik yang memiliki sifat toksin dalam tanah.


Langkah pemrosesan tanah

Saat sudah siap tentukan lokasi tanam dan sudah mempersiapkan bibit yang berkualitas, karena itu cara setelah itu lakukan proses pemrosesan tempat tanam di lokasi penanaman. Penyiapan tempat tanam minimal memakan waktu 1 bulan lama waktunya saat sebelum bibit tanaman jahe ditanamkan. Pertama kali membersihkan tempat dari gulma rumput dan beberapa sisa sisa tanaman awalnya.


Seterusnya sesudah dibikin bersih, membajak tempat itu dengan mencangkulnya dengan kedalaman sekitaran 25 sampai 35 cm. Tempat yang sudah dicangkul barusan biarkan dan jemur lebih dulu sepanjang lebih kurang satu minggu saat sebelum dibajak dan dicangkul untuk ke-2 kalinya untuk proses penggemburan tanah.


Penggemburan tanah bermanfaat untuk buang toksin yang terendap dalam tanah dan mematikan kuman dan hama. Selanjutnya wujud bilikan jika tempat lokasi penanaman mempunyai perputaran drainase air tanah yang jelek, karena bilikan berperan sebagai pembentuk saluran air supaya air tidak tergenangi pada tempat yang serupa, karena air yang tergenangi cuman akan membuat tanaman jahe jadi hancur.


Selanjutnya buat bilikan sama ukuran tinggi sekitar di antara 20 sampai 30 cm sama ukuran lebar 80 sampai 100 cm, untuk panjang dari bilikan sendiri dikondisikan dengan rekonsilasi luas tempat yang dipakai.


Saat keadaan tanah pada lokasi penanaman mempunyai tingkat keasaman yang rendah, karena itu kalian perlu lakukan proses pekapuran, karena saat tingkat pH rendah karena itu beberapa elemen hara khususnya tipe fosfor dan kalsium yang terdapat jadi tidak ada atau susah teresap.


Pekapuran berperan sebagai menambah elemen kalium yang sangan dibutuhkan untuk tanaman untuk memperkeras sisi tanaman yang berbahan kayu, menggairahkan pembangunan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan menggairahkan pembangunan biji.


Saat keadaan tanah mempunyai tingkat pH di bawah angka 4 yang maknanya tanah itu keadaannya benar-benar asam, karena itu memerlukan dolomit sekitar 10 ton per hektar.


Penanaman Jahe

Cara penting yang sudah dilakukan seterusnya adalah kerjakan proses penanaman tanaman jahe, bagaimana melakukan? Pertama kali dibikin beberapa lubang kecil sebagai tempat tanam tanaman jahe, beberapa lubang itu dianjurkan mempunyai ukuran kedalaman 3 sampai 7,5 cm.


Seterusnya sesudah bilikan sudah siap dilubangi, karena itu kerjakan proses penanaman dengan menempelkan bibit rimpang jahe yang sudah diputuskan secara direbahkan dan mata tunas hadapi keatas lalu ditempatkan ke beberapa lubang yang sudah dipersiapkan.


Kemudian bibit ditutup dengan memakai tanah dengan tebal lebih kurang 5 cm. Penanaman seharusnya dilaksanakan di awal musim hujan datang. Karena bibit tanaman jahe memerlukan air yang lumayan banyak untuk awal mula periode perkembangannya.


Pemupukan

Untuk tingkatkan elemen hara, membenahi struktur dan aerasi tanah dalam tingkatkan hasill rampang/umbi karena itu perlu dilaksanakan pemupukan. Seperti makhluk hidup lainnya, tanaman jahe perlu ‘makan'. Makanan jahe ialah pupuk. Supaya jahe dapat tumbuh ‘gemuk' dan produksi rimpangnya buanyak, jahe perlu dikasih ‘makanan' yang penuh nutrisi, yang cukup, dan imbang. ‘Makanan' jahe sekurang-kurangnya harus memiliki kandungan gizi makro dan micro, diantaranya: nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K), Magnesium (Mg), Sulfur (S), seng (Zn), Boron (B), tembaga (Cu), besi (Fe), dan lain-lain.


Ada beberapa tutorial memberikan ‘makan' tanaman jahe alias pemupukan ke tanaman jahe. Berikut salah satunya referensi pemupukan dari Balitro Bogor :


A. Budidaya jahe organic :


pupuk kandang (sebagai pupuk dasar) 60 - 80 ton per ha

B. Organik dan Kimia:


pupuk kandang (sebagai pupuk dasar) 15-20 ton per ha

pemupukan pertama: 20 gr urea per tanaman, 10 gr TSP per tanaman, 10 gr ZA per tanaman, dan 112 kg K2O per ha pada umur empat bulan.


Perawatan Tanaman Jahe

Perawatan tanaman jahe dapat disebut lumayan gampang dan tidak susah, salah satunya yakni:


Kerjakan proses penyulaman pada tanaman jahe, penyulaman dilaksanakan selekasnya sesudah kalian menyaksikan ada bibit jahe yang tidak tumbuh secara baik atau bibit jahe yang mati.

Selanjutnya kerjakan proses penyiangan, proses ini bermanfaat untuk bersihkan area pertanaman dari rumput liar atau tanaman gulma pengganggu yang lain. Ini bermanfaat supaya tanaman jahe bisa tumbuh optimal.

Kemudian kalian kerjakan pantauan, ini bermanfaat untuk tanaman jahe supaya terlepas dari gempuran hama atau penyakit, karena dalam pantauan kalian wajib melakukan penilaian dengan teratur untuk ketahui bagaimana perubahan perkembangan tanaman jahe.


Panen Jahe

Cara paling akhir saat menanam tanaman jahe adalah kerjakan proses penanaman tanaman jahe. Ciri-ciri tanaman jahe saat telah ada pada umur siap panen adalah sesuai arah pemakaiannya untuk kepentingan bumbu dapur usia panen delapan bulan, untuk bibit usia 10 - 12 bulan, untuk asinan jahe usia 3 - empat bulan.


Selanjutnya ciri-ciri selanjutnya adalah warna daun yang berbeda dari hijau jadi kuning dan semua batangnya sudah jadi kering. Untuk langkah panen yang benar dan baik, pertama kali yang kalian kerjakan adalah tanah lokasi penanaman kalian bedah dengan benar-benar berhati-hati dengan memakai garpu atau cangkul, janganlah sampai berkenaan rimpang jahenya.


Sesudah dipanen, seterusnya diangkut ke arah tempat pencucian untuk disemprotkan air mengucur. Rimpang jangan digosok sebab bisa menyebabkan rimpang jadi lecet dan turunkan nilainya, selanjutnya seterusnya jemur di atas papan atau daun pisang sepanjang kurang lebih satu minggu. Tempat penjemuran harus terbuka, tidak lembab dan ditebar tidak ditumpuk.


Dianjurkan untuk memetik pada awal musim kemarau, karena jika di panen pada musim hujan cuman akan menghancurkan kualitas rimpang jahe tersebut.


Kualitas rimpang berdasar grade


Grade I : Berat 250 g/rimpang, kulit tidak terkupas, tidak memiliki kandungan benda asing dan kapang (jamur).

Grade II : Berat 150 - 249 gr/rimpang, kulit tidak terkupas, tidak memiliki kandungan benda asing dan kapang.

Grade III : Berat sama sesuai analisis, kulit terkupas optimal 10 % dari tiap rimpang, benda asing optimal 3 % dan kapang tidak lebih dari 10 %.

Menanam tanaman jahe tidak susah kan? asal mempunyai kemauan yang kuat dan loyalitas yang tinggi, tidak boleh setengah-setengah, karena jika tanaman jahe ditanamkan secara sembarangan karena itu hasilnya jadi tidak optimal dan jadi tidak ternilai di pasar. Selamat mempraktikkan menanam dan membudidayakan tanaman jahe, mudah-mudahan hasilnya memberikan kepuasan dan masih tetap semangat!.